Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia bulan November
2012 kembali mengalami defisit sebesar US$ 478,4 juta. Dengan demikian,
total defisit perdagangan RI sepanjang tahun ini (Januari-November)
mencapai US$ 1,33 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pada bulan November 2012 sebesar US$ 16,44 miliar atau turun 4,60 persen dibanding November 2011.
"Ini kembali lagi karena harganya yang turun, padahal volumenya naik," ujar Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Dr. Sutomo, Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Ia menyatakan dengan realisasi itu, maka total ekspor Indonesia Januari-November mencapai US$ 174,76 miliar atau turun 6,25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 186,42 miliar.
Ekspor terbesar masih dari sektor Bahan Bakar Mineral yang nilainya US$ 24,25 miliar dan Lemak dan Minyak Hewan/Nabati senilai US$ 19,67 miliar.
Ekspor ke negara China tercatat US$ 18,90 miliar, Jepang US$ 15,90 miliar, dan Amerika Serikat sebesar US$ 13,41 miliar.
Sementara untuk impor terjadi peningkatan pada bulan November 2012.
Impor Indonesia mencapai US$ 16,92 miliar atau naik 9,92 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Ini diberikan andil oleh non migas," ujarnya.
Total impor untuk Januari hingga November mencapai US$ 176,09 miliar atau naik 9,40 persen dibanding periode sama tahun lalu. Impor non migas sebesar US$ 137,25 miliar atau naik 10,77 persen dibanding periode yang sama lalu.
Impor terbesar yaitu mesin dan peralatan mekanik yang nilainya US$ 26,20 miliar dan mesin dan peralatan listrik yang nilainya USD 17,17 miliar. Negara impor terbesar adalah China dengan US$ 26,42 miliar, Jepang US$ 21,11 miliar dan Amerika US$ 10,66 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pada bulan November 2012 sebesar US$ 16,44 miliar atau turun 4,60 persen dibanding November 2011.
"Ini kembali lagi karena harganya yang turun, padahal volumenya naik," ujar Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Dr. Sutomo, Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Ia menyatakan dengan realisasi itu, maka total ekspor Indonesia Januari-November mencapai US$ 174,76 miliar atau turun 6,25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 186,42 miliar.
Ekspor terbesar masih dari sektor Bahan Bakar Mineral yang nilainya US$ 24,25 miliar dan Lemak dan Minyak Hewan/Nabati senilai US$ 19,67 miliar.
Ekspor ke negara China tercatat US$ 18,90 miliar, Jepang US$ 15,90 miliar, dan Amerika Serikat sebesar US$ 13,41 miliar.
Sementara untuk impor terjadi peningkatan pada bulan November 2012.
Impor Indonesia mencapai US$ 16,92 miliar atau naik 9,92 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Ini diberikan andil oleh non migas," ujarnya.
Total impor untuk Januari hingga November mencapai US$ 176,09 miliar atau naik 9,40 persen dibanding periode sama tahun lalu. Impor non migas sebesar US$ 137,25 miliar atau naik 10,77 persen dibanding periode yang sama lalu.
Impor terbesar yaitu mesin dan peralatan mekanik yang nilainya US$ 26,20 miliar dan mesin dan peralatan listrik yang nilainya USD 17,17 miliar. Negara impor terbesar adalah China dengan US$ 26,42 miliar, Jepang US$ 21,11 miliar dan Amerika US$ 10,66 miliar.
Sumber : http://finance.detik.com/read/2013/01/02/125928/2131149/4/november-kembali-alami-defisit-neraca-perdagangan-ri-semakin-terpuruk?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar