Pada akhir tahun fiskal 1982, auditor
pada perusahaan manufactur terbesar dihubungkan oleh suatu perhitungan
fisik atas suatu persediaan pada setiap distribusi perusahaan di gudang.
Pada salah satu gudang, mereka menemukan bahwa kuantitas secara aktual
pada salinan kertas yang ada ditangan kira-kira kurang dari $120,000
lebih rendah dari yang ditunjukan oleh catatan persediaan perpetual.
Sejak kehilangan persediaan tersebut tidak dapat ditemukan, perusahaan
terpaksa untuk mengambil unexpected write-off pada pernyataan atas laporan keuangan tahun 1982.
Staaf internal audit perusahaan tersebut untukmenginvestigasi masalah
tersebut. Auditor internal menyatakan bahwa kehulangan persediaan
tersebut jelas-jelas dicuri dan mereka sanggup untuk mengusut list dari
orang-orang yang menjadi tersangka pencurian kertas suplai. Kasus
tersebut akhirnya terpecahkan ketika salah satu mandor bagian produksi
mengakui setelah mereka dihadapkan oleh suatu bukti. Dia mengakui bahwa
dia mencuri persediaan tersebut dibantu oleh salah satu supir/staf truk
perusahaan. Pencurian tersebut dilakukan dengan pintar yaitu dengan
memuat kotak kertas tambahan untuk sebagian dimuat dalam truk pick up.
Supir truk kemudian menjualnya dan keuntungannya dibagi dengan bagian
gudang tersebut. Bagian gudang mengakui bahwa skema tersebut telah
berjalan selama beberapa tahun tapi hal tersebut dilakukan dengan skala
lebih besar di tahun 1982 karena peningkatan kebutuhan hidup pada waktu
tersebut.
Case 2: Manipulasi Data
Pada tahun 1979, perusahaan sangat bangga atas kemantapan dan
kekonsistenan dari peningkatan pertumbuhan laba yang melewati 10 tahun
periode pengungkapan bahwa ternyata sebagian manajer dari suatu divisi
perusahaan telah bersekongkol untuk mentransfer pendapatan merekan
diantara tahun fiskal. Skema transfer pendapatan tersebut dimulai pada
tahun 1974 ketika beberapa manajer mencari keuntungan untuk menghindari
melebihkan rasio keuntungan yang dibatasi gaji dan pengendalian harga
yang memiliki efek dalam waktu tersebut. Akan tetapi, skema tersebut
dijalankan ketika setelah gaji dan pengendalian harga kadaluarsa karena
manajer menemukan bahwa mereka akan sanggup menemukan keuntungan
laporan tahunan seperti yang ditargetkan.
Manajer dengan leluasa mentansfer pendapatan, menjumlah jutaan dollar, melewati beberapa prosedur, termasuk:
- Melebihkan pembayaran terhadap vendor dan menerima rabat pada tahun selanjutnya.
- Memohon dan membebankan invoice atas jasa yang tidak akan dibuat sampai dengan periode selanjutnya.
- Menggelembungkan secara akrual atas program insentif harga pokok penjualan dan pengapalan.
- Mencatat lebih rendah persediaan bahan baku untuk mengantisipasi penurunan harga.
- Memundurkan tanggal dokumen pengapalan.
- Membiarkan mencatat kredit vendor berdasarkan ketepatan waktu.
Pada tim investigasi pihak luar menyompulkan bahwa sebagian kondisi
khusus yang khusus dalam perusahaan tesebut kemungkinan dihasilkan dari
eksistensi dan keberlangsungan praktek transfer pendapatan. Salah satu
yang dapat dirasa yaitu adanya kesenjangan komunikasi antara kepala
perusahaan dan divisi operasi. Perusahaan sangat terdesentralisasi dan,
yang paling penting, bagian akuntan dan keuangan dari divisi tersebut
ialah satu-satunya yang bertanggung jawab kepada kepala eksekutif dari
divisi yang mereka junjung tinggi. Hal tersebut berarti adanya kontak
kecil yang sangan relatif antara staf keuangan divisi dan kepala
pimpinan divisi tersebut. Faktor keduanya bahwa organisasi dioperasikan
dibawah filosofi meritokrasi; bahwa hal tersebut dirasa kuat untuk
seseorang yang menghasilkan keinginan suatu seseorang untuk
mendapatkan imbalan jasa. Akan tetapi kepala perusahaan kadang-kadang
malah mengeluarkan perintah dan menempatkan standar keuangan tanpa
adanya suatu anggapan atas apa yang dihasilkan secara lengkap mungkin.
Hal tersebut sering kali menempatkan manajer operasi dibawah tekanan
pertimbangan. Faktor ketiga ialah manajerial perusahaan melakukan
perencanaan insentif. Perencanaan tersebut sangat baik sekali,
penghargaan dengan mempromosikan sampai dengan 40% dari gaji, akan
tetapi hal tersebut hanya menekankan secara jangka pendek (satu tahun)
hasil operasi. Hal ini juga sangat membatasi level atas pada ambang
batas tidak ada bonus yang dibayarkan lebih besar dibandingkan target
yang sebelumnya ditetapkan. Para investigatosr merasa sebaian dari
faktor tersebut telah meningkatkan doronga terhadap manajer untuk
mentransfer pendapatan diantara periode.
Hal diatas terlihat seperti permasalahan manajemen yang berbeda, yang
satu tentang permasalahan aset perusahaan dan yang satunya tentang
distorsi informasi fital sumberdaya perusahaan, keduanya dihasilkan dari
kegagalan atas apa yang kita ketahui tentang sistem pengendalian
internal dalam suatu perusahaan. Dalam bab ini kita akan bahas mengenai
pengendalian internal, bagaimana pengendalian internal yang efektif, dan
mengapa pengendalian internal harus diadaptasi dalam karakteristik
berbeda untuk organisasi yang berbeda pula.
Analisa :
Dalam membangun dan memelihara efektifitas sistem pengendalian internal
adalah suatu tanggung jawab yang penting dari manajemen, tetapi
istilah “pengendalian internal” sering di sangkutpautkan
oleh auditor. Perhatian Auditor difokuskan dalam suatu pengendalian yang
digunakan suatu perusahaan yang diaudit karena mereka menyadari bahwa
tipe dan luas dari test yang mereka butuhkan untuk menampilkannya dalam
suatu konjungsi oleh audit yang seharusnya diubah dengan suatu
kemanjuran suatu pengendalian organisasi yang biasanya sangat yakin akan
keakuratan data akuntansi mereka.
Sumber : http://accounting1st.wordpress.com/2011/06/26/permasalahan-pengendalian-internal/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar